Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang berupaya menekan jumlah peristiwa kebakaran. Selain dengan memperbanyak jumlah petugas dan pos pemadam kebakaran, cara lain yang akan ditempuh adalah dengan melatih warga agar siaga terhadap bencana.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Bencana DKI Jakarta Subejo mengimbau agar perusahaan-perusahaan yang ada di Jakarta berperan dalam sosialisasi hal tersebut. "Kita akan latih masyarakat agar siap menghadapi segala kemungkinan yang terjadi," kata Bejo, di Balaikota Jakarta, Senin.
Menurut Bejo, hal pertama yang perlu disosialisasikan ke masyarakat adalah pentingnya memanfaatkan alat yang ada di sekitar saat terjadinya kebakaran demi mempercepat proses pemadaman.
"Alat apa pun harus bisa dimanfaatkan, seperti handuk basah, karung basah, ember, apa pun harus dilakukan oleh masyarakat untuk mempercepat pemadaman," ujar Bejo.
Tak hanya itu, kata Bejo, hal lain yang perlu disosialisasikan ke masyarakat adalah pentingnya membuka akses jalan untuk mobil petugas saat terjadinya peristiwa kebakaran. Menurut dia, sering kali mobil petugas pemadam kebakaran terhalang oleh kerumunan warga yang ada di lokasi kejadian.
tabung-api-pemadam.blogspot.com"Kita tentu akan melatih petugas kita agar lebih cepat responsnya untuk sampai ke TKP (tempat kejadian perkara/lokasi kebakaran) agar kerugian bisa ditekan seminim mungkin, dan akses jalan ikut memengaruhi respons dari petugas," ujar dia.
Lebih lanjut, Bejo menjelaskan bahwa instansinya juga akan berupaya memaksimalkan sumber-sumber air yang ada di permukiman, baik yang berasal dari hidran kering, maupun sumber-sumber alami, seperti dari kolam dan sungai.
"Hidran ini kan tergantung pasokan dari PDAM dan debit air. Tugas kami menjaga keberadaan hidran itu. Kalau untuk debit nanti kita minta PDAM untuk ditingkatkan lagi. Kita juga butuh sumber air dari kolam, saluran, dan apa pun yang bisa kita manfaatkan untuk disedot airnya. Penertiban permukiman di pinggir kali merupakan salah satu upaya mempermudah petugas untuk mengambil air," papar Bejo.
Bejo yakin, apabila hal-hal tersebut dapat dilakukan, standar pelayanan minimum (SPM) pemadam kebakaran untuk sampai ke lokasi dapat dicapai. "Kalau SPM dari Kemendagri 15 menit, akan kita tekan di bawah 15 menit. Nanti secara bertahap bisa 10 menit," kata Bejo.
Berdasarkan data di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta sampai dengan pertengahan September 2014, jumlah peristiwa kebakaran yang terjadi di Jakarta sepanjang 2014 ada sekitar 260 peristiwa. Penyebab terbesar adalah yang terkait dengan listrik.
(KOMPAS.com)